
Indonesia diapit oleh dua bedua, Australia dan Amerika. Kalo Sara, diapit oleh dua pria, Irfan Bachdim dan Gabe Bondoc. *menangkis tamparan dari arah kiri oleh Jeniffer Bachdim dan sebuah tinju dari arah belakang oleh Ramiele Malubay* *tos sama guru saya-Ip man* Security, mohon atasi dua wanita ini, kok bisa-bisanya masuk ke ruangan saya sih? *halaah* Fiuuhh, maaf atas gangguan yang terjadi barusan. Kecantikan itu bukan tindak kejahatan. Yang jahat itu jika pria berpacar masih melirik atau mengejar kecantikan itu. Jangan salahkan saya kalo mereka (Irfan dan Gabe) masih ngelirik kecantikan saya disaat pacaran sama kalian. Ehem.
Ah, jadi ngelantur.

"Cut!!!" teriak sutradara dari balik semak-semak. "Gimana sih? Bisa salah dialog?!" "Iya pak, maaf abis saya ingetnya Gabe doang sih." "Baik, ulangi. Take two. Three, two, one, Action." *halaaah* *apa deh*
Kemarin, saya tanpa sengaja terdampar di Blog milik Bambang Pamungkas (klik untuk masuk ke Blog Bambang). Dan saya membaca postingannya tentang pertandingan tanggal 26 lalu.
Sedih beneran nih ngebacanya. Hahaha. Coba bayangin, gimana setelah mereka keluar dari ruang ganti itu, mereka membaca mention-mention yang masuk ke Twitter mereka adalah mention-mention marah-marah soal kecerobohan atau apalah, bukannya mention dorongan dan motivasi? Itulah sebabnya kenapa saya gak setuju sama orang-orang yang sok-lebih-bisa-dari-mereka dengan ngetweet marah-marah dan membodoh-bodohkan gitu soal Timnas. Seperti, "Bego banget sih!" atau apa lah. Tuh kan, jadi sinis. Mari kita kendalikan sikap dan mulut kita, apa pun yang terjadi nanti, menang atau kalah.
Sementara itu, saya masih super duper kagum sama orang yang menulis Surat untuk Firman (klik untuk membaca tulisannya). Tulisan ini sempet heboh diperbincangkan di Twitter kemarin dan semua setuju kalo Timnas harus baca tulisan ini.
Dan ini adalah paragraf penutup dari artikel tersebut.
"Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!"
Saya tersentuh baca tulisan itu. Ehem, serius nih. Bwahahah. Senyum selebar mungkin untuk mendukung Timnas kita nanti malam, semua! GOODLUCK, INDONESIA!! :)
Udah ah.
Sorry udah nunggu lama, yuk kita lanjutin main gitar bareng. *ngomong sama Gabe Bondoc* *tsaaah*