Jumat, 18 Juni 2010

Nyamuk Metropolitan: Nyamuk Berjiwa Babi.

Nyamuk yang hidup di Ibukota masa kini, adalah salah satu makhluk hidup yang memprakarsai terjadinya keresahan dalam hidup, saya. Dalam daftar hitam saya pada makhluk-makhluk "parasit" (perusak ketenangan, keamanan, dan kententraman jiwa), nyamuk berada pada urutan kedua setelah tikus, yang akan tetap bertahta di posisi teratas sampai kapanpun.

Nyamuk Metropolitan adalah nyamuk berjiwa babi, yang memiliki selera makan tinggi dan membabi buta. Mereka adalah oknum-oknum yang sangat berpotensi dalam hal menyabotase kenyamanan saya. Contohnya: saat saya nonton tv di malam hari.

Waktu-waktu itu adalah waktu terbaik dan terstrategis mereka untuk dengan mudahnya membuat saya kehilangan kenyamanan saya. Bahkan pernah satu kali, saya tergelitik untuk menghitung bentol yang dibuat oleh mereka, dan betapa saya terkejut dengan hasilnya: 30 buah ++. Tidak, saya yakin saya masih baik dalam hal berhitung dan saya tidak keliru, meski saya sudah hampir 2 bulan dalam masa liburan dan tidak menerima latihan matematika di sekolah.

Ada sebuah pertanyaan belum terjawab yang sedaritadi berputar dalam benak saya. Upaya apakah yang dapat saya lakukan untuk mengatasi dan menanggulangi nyamuk-nyamuk berselera makan tinggi ini? Saya telah mencoret betul obat nyamuk oles/gosok/elektrik, obat nyamuk semprot/bakar dalam list saya.

Tidakkah nyamuk-nyamuk tersebut melihat dan membaca di kening saya ada tulisan invisible yang berisi: "MENJAUH DARI SAYA ATAU TAMAT RIWAYAT ANDA."
Saya anjurkan untuk meng-avaible-kan beasiswa bagi nyamuk kurang mampu di Republik Nyamuk, kalau pemerintahan nyamuk berakal sehat dan ingin menghindari kemungkinan terburuk seperti punahnya populasi nyamuk di Ibukota. Supaya mereka bisa belajar membaca dan menjauhkan diri dari orang-orang yang akan membahayakan keselamatan mereka, seperti saya. Eh, tapi, lebih baik jangan. Biarkan mereka tetap tidak bisa membaca aja, supaya saya dapat memperbesar peluang untuk memperkecil populasi nyamuk di Ibukota. (FYI, saya tetap menghormati individu makhluk hidup lain di Ibukota, sehingga tidak ingin merusak keseimbangan rantai makanan dengan berambisi mempunahkan populasi nyamuk di Ibukota.)

Baiklah, saya tahu semakin lama arah pembicaraan saya semakin ngawur dan tidak ada juntrungannya. Sekian deh postingan random saya hari ini. Salam damai, nyamuk. (Warning!: Menjauh dari saya dan hidup kamu akan tentram.)

0 komentar:

Posting Komentar