A: "Yahhh, no hope. Gak boleh ganggu hubungan orang."
Gua: "Haha! Ciee, baik.."
A: "Ada yang lain gak? ;;)"
Gua: "Hmm, siapa ya. Lagian emang cewek lu yang dulu kemana?"
A: "Udah putus dari awal tahun kan, Sar."
Gua: "Kok bisa putus? Sayang banget.."
A: "Yah gak cocok aja. Namanya juga pacaran, nyari pasangan yang pas kan. Haha."
'What? Ini presepsi yang bener-bener salah!' pikir gua waktu itu.
Gua: "Hahahaha. Jangan terburu-buru kalo gitu untuk ke depannya."Lalu begitulah, chat kami beralih ke topik lain. Dan walaupun saat itu sebenernya omongan dia bener-bener mengusik gua, gua memutuskan untuk menjawab seadanya. Gak enak kalo ngoceh panjang lebar gak pada tempatnya, dikira gua pengkotbah nyasar lagi.
Pacaran untuk nyari pasangan yang pas? Ini presepsi yang salah.
Pacaran itu bukan coba-coba, yang kalo cocok ya bagus dan kalo gak cocok yaudah mau gimana lagi, putus.
Kalo dasar pacarannya kayak gini, dipastikan mereka gak punya arah dan tujuan yang jelas. Kalo ditanya arah mereka kemana, mungkin mereka akan bilang, "Ya kita sih, go with the flow aja."
Untuk apa pacaran kalo cuma untuk supaya ada yang perhatiin tiap hari, ada yang kirim good morning greeting tiap pagi, good night greeting tiap malem, ngajak jalan tiap weekend, rajin telponin, dan lain-lain.
Kalo pacaran gak bawa dampak positif apa-apa dalam hidup, kita gak jadi lebih dewasa, cara berpikir kita gak semakin luas juga, hubungan kita sama Tuhan juga gak semakin deket malah mungkin merenggang, setelah dan sebelum kenal dia hidup kita juga sama aja cuma jadi lebih 'seneng' mungkin, terus untuk apa? Kita mungkin bisa bilang, "ya kita kan masih muda juga, pacaran gak usah terlalu serius dulu, go with the flow aja, yang penting fun." Iya mungkin kita having fun sama dia, tapi kita gak sadar kalo kita juga cuma wasting time.
Jangan cuma pacaran karena sekedar, "I love you, you love me too, ayo pacaran". Kalo begitu caranya, gak heran kalo pada akhirnya kita bisa dikecewakan, ditinggal, sakit hati, dan sebagainya. Karena mungkin, kita pacaran sama orang yang salah. Betul, kita emang gak bisa milih untuk suka sama siapa. Perasaan emang secara alamiah datang gitu aja. Tapi untuk menaruh kepercayaan dan hati kita sepenuhnya kepada siapa kita bisa milih, kan? :)
Pemikiran-pemikiran yang kayak gitu menandakan bahwa si pemikir belum siap pacaran. Orang bilang yg boleh pacaran itu yang umurnya sudah "sekian" atau "sekian". Tapi menurut gua umur bukanlah tolak ukur dalam melihat kesiapan seseorang untuk menjalin hubungan. Orang boleh udah berkepala dua umurnya, tapi mindset dia soal berhubungan? Belum tentu benar.
Pacaran itu justru adalah komitmen. Jangan berkomitmen kalo kita belum yakin sama pasangan kita, kalo dia adalah orang yang seiman, seimbang, sepadan, dan sevisi sama kita. Orang yang merupakan pendukung kita, bisa mendorong kita untuk terus maju dalam kehidupan, bisa menopang kita kalau kita lagi lemah, orang yang mengasihi kita termasuk dengan segala kekurangan yang kita miliki, orang yang memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan kita dan tentunya orang yang berpotensi untuk jadi calon pasangan yang akan mengucapkan janji pernikahan bersama kita di masa yang akan datang nanti. Bukan cuman orang yang rajin ingetin kita untuk jangan lupa makan, haha -_- Itu sebabnya untuk mengetahui apakah dia benar-benar orangnya, membutuhkan proses dan waktu.
Jangan terburu-buru ambil keputusan untuk berkomitmen atas dasar dorongan emosi dan perasaan sesaat. Kenalan belum terlalu lama, eh kepincut, lalu setelah pergi bareng, pdkt beberapa minggu, nyaman sama dia, terus langsung mikir, "Oh, s/he is different. S/he is the one that I've been looking for." Wait. Sabar dulu. Apa yang kita lihat mungkin baru "kemasan" yang dia punya. Dan semua memang tampak bagus dan positif di awal, karena yang kita lihat baru kemasannya. Kalo secepat itu caranya , gak heran kalo nantinya kita berujung kecewa dan bilang, "I thought you were different, but I was wrong." Oleh sebab itu kita gak boleh terburu-buru memutuskan untuk menaruh hati kita sepenuhnya dan kepercayaan kita secepat dan semudah itu. Kita harus bisa mengontrol emosi dan perasaan yang mungkin emang menggebu-gebu pada saat itu. Sabar dulu, berteman dulu untuk mengenal dia lebih dalam, coba untuk sering ngajak dia bertukar pikiran. Jangan cuman ngobrolin hal-hal seperti lagi ngapain, udah makan belom, atau flirting mulu, dsb. Haha-_- Kita harus melihat apakah warna asli mereka sebagus dan seindah kemasan yang dia miliki, dan sekali lagi itu membutuhkan proses dan waktu.
Semua orang boleh bilang mereka bisa berenang, tapi yang bisa membuktikan mereka betul-betul bisa berenang atau tidak adalah kalo kita ceburin mereka satu-satu ke kolam renang. Dengan begitu kita bisa lihat mana yang beneran bisa berenang dan mana yang tenggelam. Betul? :)
Sama. Semua orang mungkin terlihat baik, tapi yang bisa membuat kita tau apakah dia benar-benar baik itu butuh waktu dan proses. Jangan terburu-buru.
Mungkin ada yang sinis sama postingan ini, atau bahkan mikir gua sok ngerti. Itu hak pribadi masing-masing untuk bangun hubungan dengan cara apa, dengan siapa, dan dengan tujuan apa. But I suggest you to do not build a kind of relationship that you'll regret in the end. :) Bye!