Minggu, 08 Juli 2012

"I thought you were different, but I was wrong."

Seorang temen gua, sebut aja namanya A, meng-chat gua via BBM. Dia minta dikenalin sama seorang cewek, temen sekelas gua. Dan kebetulan temen gua ini udah punya gebetan.

A: "Yahhh, no hope. Gak boleh ganggu hubungan orang."
Gua: "Haha! Ciee, baik.."
A: "Ada yang lain gak? ;;)"
Gua: "Hmm, siapa ya. Lagian emang cewek lu yang dulu kemana?"
A: "Udah putus dari awal tahun kan, Sar."
Gua: "Kok bisa putus? Sayang banget.."
A: "Yah gak cocok aja. Namanya juga pacaran, nyari pasangan yang pas kan. Haha."

'What? Ini presepsi yang bener-bener salah!' pikir gua waktu itu.

Gua: "Hahahaha. Jangan terburu-buru kalo gitu untuk ke depannya."

Lalu begitulah, chat kami beralih ke topik lain. Dan walaupun saat itu sebenernya omongan dia bener-bener mengusik gua, gua memutuskan untuk menjawab seadanya. Gak enak kalo ngoceh panjang lebar gak pada tempatnya, dikira gua pengkotbah nyasar lagi.


Pacaran untuk nyari pasangan yang pas? Ini presepsi yang salah.
Pacaran itu bukan coba-coba, yang kalo cocok ya bagus dan kalo gak cocok yaudah mau gimana lagi, putus.
Kalo dasar pacarannya kayak gini, dipastikan mereka gak punya arah dan tujuan yang jelas. Kalo ditanya arah mereka kemana, mungkin mereka akan bilang, "Ya kita sih, go with the flow aja."
Untuk apa pacaran kalo cuma untuk supaya ada yang perhatiin tiap hari, ada yang kirim good morning greeting tiap pagi, good night greeting tiap malem, ngajak jalan tiap weekend, rajin telponin, dan lain-lain.

Kalo pacaran gak bawa dampak positif apa-apa dalam hidup, kita gak jadi lebih dewasa, cara berpikir kita gak semakin luas juga, hubungan kita sama Tuhan juga gak semakin deket malah mungkin merenggang, setelah dan sebelum kenal dia hidup kita juga sama aja cuma jadi lebih 'seneng' mungkin, terus untuk apa? Kita mungkin bisa bilang, "ya kita kan masih muda juga, pacaran gak usah terlalu serius dulu, go with the flow aja, yang penting fun." Iya mungkin kita having fun sama dia, tapi kita gak sadar kalo kita juga cuma wasting time.

Jangan cuma pacaran karena sekedar, "I love you, you love me too, ayo pacaran". Kalo begitu caranya, gak heran kalo pada akhirnya kita bisa dikecewakan, ditinggal, sakit hati, dan sebagainya. Karena mungkin, kita pacaran sama orang yang salah. Betul, kita emang gak bisa milih untuk suka sama siapa. Perasaan emang secara alamiah datang gitu aja. Tapi untuk menaruh kepercayaan dan hati kita sepenuhnya kepada siapa kita bisa milih, kan? :)

Pemikiran-pemikiran yang kayak gitu menandakan bahwa si pemikir belum siap pacaran. Orang bilang yg boleh pacaran itu yang umurnya sudah "sekian" atau "sekian". Tapi menurut gua umur bukanlah tolak ukur dalam melihat kesiapan seseorang untuk menjalin hubungan. Orang boleh udah berkepala dua umurnya, tapi mindset dia soal berhubungan? Belum tentu benar.

Pacaran itu justru adalah komitmen. Jangan berkomitmen kalo kita belum yakin sama pasangan kita, kalo dia adalah orang yang seiman, seimbang, sepadan, dan sevisi sama kita. Orang yang merupakan pendukung kita, bisa mendorong kita untuk terus maju dalam kehidupan, bisa menopang kita kalau kita lagi lemah, orang yang mengasihi kita termasuk dengan segala kekurangan yang kita miliki, orang yang memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan kita dan tentunya orang yang berpotensi untuk jadi calon pasangan yang akan mengucapkan janji pernikahan bersama kita di masa yang akan datang nanti. Bukan cuman orang yang rajin ingetin kita untuk jangan lupa makan, haha -_- Itu sebabnya untuk mengetahui apakah dia benar-benar orangnya, membutuhkan proses dan waktu.

Jangan terburu-buru ambil keputusan untuk berkomitmen atas dasar dorongan emosi dan perasaan sesaat. Kenalan belum terlalu lama, eh kepincut, lalu setelah pergi bareng, pdkt beberapa minggu, nyaman sama dia, terus langsung mikir, "Oh, s/he is different. S/he is the one that I've been looking for." Wait. Sabar dulu. Apa yang kita lihat mungkin baru "kemasan" yang dia punya. Dan semua memang tampak bagus dan positif di awal, karena yang kita lihat baru kemasannya. Kalo secepat itu caranya , gak heran kalo nantinya kita berujung kecewa dan bilang, "I thought you were different, but I was wrong." Oleh sebab itu kita gak boleh terburu-buru memutuskan untuk menaruh hati kita sepenuhnya dan kepercayaan kita secepat dan semudah itu. Kita harus bisa mengontrol emosi dan perasaan yang mungkin emang menggebu-gebu pada saat itu. Sabar dulu, berteman dulu untuk mengenal dia lebih dalam, coba untuk sering ngajak dia bertukar pikiran. Jangan cuman ngobrolin hal-hal seperti lagi ngapain, udah makan belom, atau flirting mulu, dsb. Haha-_- Kita harus melihat apakah warna asli mereka sebagus dan seindah kemasan yang dia miliki, dan sekali lagi itu membutuhkan proses dan waktu. 

Semua orang boleh bilang mereka bisa berenang, tapi yang bisa membuktikan mereka betul-betul bisa berenang atau tidak adalah kalo kita ceburin mereka satu-satu ke kolam renang. Dengan begitu kita bisa lihat mana yang beneran bisa berenang dan mana yang tenggelam. Betul? :)

Sama. Semua orang mungkin terlihat baik, tapi yang bisa membuat kita tau apakah dia benar-benar baik itu butuh waktu dan proses. Jangan terburu-buru.

Mungkin ada yang sinis sama postingan ini, atau bahkan mikir gua sok ngerti. Itu hak pribadi masing-masing untuk bangun hubungan dengan cara apa, dengan siapa, dan dengan tujuan apa. But I suggest you to do not build a kind of relationship that you'll regret in the end. :) Bye!

Minggu, 11 Maret 2012

Manusia Bertopeng.


Hampir semua orang di dunia ini menggunakan invisible mask, topeng yang gak kasat mata. Mereka punya sisi dalam diri mereka yang gak ingin mereka tunjukkan di hadapan umum, sisi lain yang gak diketahui oleh orang banyak. Dan ini membuat gua bertanya-tanya, hal seperti apa yang tersembunyi di balik topeng mereka.
Seiring dengan bertambahnya umur, gua mulai sadar bahwa kita memang gak boleh terlalu cepat menilai seseorang berdasarkan apa yang kita lihat saat ini. Tapi ya begitulah, manusia memang punya kecenderungan cepat menilai atau berasumsi.

Dari dulu gua sering banget mendengar pernyataan klasik yang cukup populer ini, "Orang yang kelihatannya baik belum tentu baik." Dan ternyata memang ada orang yang melakukan perbuatan baik dengan motivasi ingin dianggap baik atau untuk menerima pujian dari orang lain. Tentu perbuatan baik yang kayak gini gak bisa dibilang perbuatan baik lagi, karena motivasi yang mendasari bukan ketulusan tapi kebulusan. Nowdays, even a sincere smile seems hard to be sought.

But wouldn't it be nice if we could live without falsity, lies, and bullshit?

Selasa, 10 Mei 2011

Adam Levine


Akhir-akhir ini sepertinya gua mulai keracunan Adam Levine. Gua gak bisa berhenti mereplay semua lagu-lagunya, nontonin videonya tiap hari, bahkan saat nulis ini dia lagi nyanyi-nyanyi di kuping gua.

Adam adalah vocalist and rhytm guitarist-nya Maroon 5, band dengan aliran poprock asal Los Angeles, California, yang baru aja tanggal 27 April kemarin mampir ke Jakarta yang sungguh-sungguh memicu timbulnya kedengkian, kesirikan, bete yang tak terhindarkan dari fans-fans yang gak bisa nonton (baca: gua) karena denger-denger katanya konsernya keren banget. Untung saja kedengkian, kesirikan dan bete tidak dituangkan dengan cara yang salah. Bayangin! Tiketnya udah sold out dalam 10 jam, gua kalah cepet. Gua sempet ditawarin sih tiketnya lewat Broadcast Message dari temen tapi harganya udah melonjak naik gila-gilaan gak pake perasaan dan sedihnya gua bukan Paman Gober yang duitnya banyak, masih pelajar yang meminta sama orang tua. Hiks.

Alasan kenapa gua suka Adam Levine:

1. Suaranya unik dan berciri khas sekali.
Waktu ngomong suaranya ngebass gitu tapi waktu nyanyi... aww. Suaranya nyaring-nyaring sedap gimana gitu.
2. Brewoknya(!)
Hahaha, dilarang protes ah.
3. Sorot matanya bikin orang mau pingsan.
Di hampir semua video klip Maroon 5, Adam memang gak ekspresif. Dia jarang senyum apalagi nyengir-nyegir dan semacamnya. Biasanya dia nyanyi dengan masang muka datar tanpa ekspresi dan menatap tajam ke kamera. Dan karena dasarnya udah ganteng ya jadi keren aja gitu. Bahkan menurut gua, saat dia menatap tajam ke kamera itu adalah saat di mana kegantengannya mencapai titik maksimum (..Oke, mulai terdengar seperti fans-fans fanatik khas abege labil).
4. Mukanya ganteng, mukanya tampan, dan mukanya keren. Hahahaha!

Dan saat ini cuma ada satu hal yang bakal mematahkan hati gua menjadi berkeping-keping *lebay*. Kalo Adam Levine gay.

Selasa, 03 Mei 2011

Note to self.

Semua orang pasti pernah melewati masa-masa di mana "Sahabat" terdengar begitu semu, omong kosong, atau hanya bagian dari dongeng yang gak real. Saya pun pernah, bahkan sedang menjalaninya. Masa-masa di mana saya dikecewakan oleh orang yang telah saya anggap sebagai sahabat, yang pada mulanya membuat saya yakin bahwa dia akan selalu ada buat saya, baik suka maupun duka.

Namun dalam hidup, sering kali sahabat itu gak selalu ada. Karena sahabat memang cuma manusia biasa.

Manusia bisa gak setia.
Manusia bisa berubah.
Manusia bisa mengikari janji.
Dan manusia bukan Tuhan, yang akan selalu ada, yang tidak pernah berubah, dan gak pernah mengecewakan kita.
Oleh karena itu, maklumilah jika seseorang yang kamu anggap sahabat tidak selalu ada buatmu bahkan di saat-saat kamu merasa sangat membutuhkannya.

Lalu apa yang harus kita lakukan?

Tetaplah mengasihi sahabat yang punya banyak kekurangan, karena sahabat memang cuma manusia biasa yang gak sempurna. Jangan marah dan menjadi benci saat dikecewakan, namun bersyukurlah. Karena lewat kekecewaan kita dibentuk untuk menjadi lebih kuat. Belajar tetap mengasihi, tidak peduli seberapa besar luka di hatimu yang telah mereka buat.

Mungkin saat ini mereka tidak melihat perjuanganmu dan itu membuatmu merasa tidak dihargai. Tapi ketahuilah, Tuhan melihat itu dan dia sedang menopangmu saat ini. Percayalah semua ini terjadi karena kamu pasti sanggup melewatinya. Dan sahabat, bukanlah omong kosong. :)

Rabu, 23 Maret 2011

Diminta cerai, tukang ojek curhat ke pelajar SMA

Siang itu matahari bersinar sangat terik seperti siang biasanya. Masih dengan mengenakan seragam kotak-kotak San Marino yang sering dicerca orang mirip taplak meja, saya celingukan mencari mobil jemputan yang biasa mengantar saya pulang. "Udah pergi tuh kayaknya," kata Sarwan, penjual nasi goreng yang biasa mangkal di belakang sekolah. "Ohh, barusan ya?" tanya saya sambil melirik tempat yang kini kosong, dimana biasa mobil putih Om Akyong nangkring. Sarwan manggut-manggut sambil kembali asik dengan spatula dan penggorengannya. "Serius nih Wan udah jalan? Aduh gua ditinggal dong ya." Hehe, bukannya engga sopan tapi memang Sarwan akrab dipanggil tanpa imbuhan Pak/Bang sama anak-anak sekolah. "Yah, ngojek dong hari ini," ujar saya lebih kepada diri saya sendiri sambil menghela napas.

Singkat cerita, saya akhirnya pulang dengan menumpangi salah satu ojek sekolah. Bapak ini udah kenal sama saya, saya pernah beberapa kali pulang sama beliau soalnya. Semula saya pikir engga akan terjadi apa-apa sampai....

Abang ojek itu melamun dan hampir salah jalan, saya dengan sigap menuntunnya kembali ke jalan yang benar.
"Pak! Belok kanan pak!"
"Ohiya! Aduh maaf neng saya lagi pusing. Banyak pikiran," ujar beliau dgn nada menyesal lalu tertawa pahit.
Saya ikutan tertawa, "Engga apa2 kok pak." Dan saya betul-betul kaget dengan ucapan beliau selanjutnya.
"Saya pusing, istri saya minta cerai neng." Deg. Saya langsung kaget. Kalo saya lagi minum mungkin udah muncrat kali ya. "Loh? Kenapa pak?" tukas saya setengah bingung campur kaget.
"Gara-gara pendapatan dia lebih besar dari saya dek. Gajinya 2,5jt perbulan." Yaampun, memang uang dapat membuat orang lupa segalanya ya, pikir saya saat itu.
"Seharusnya tadi pagi saya disidang, dek. Tapi saya gak dateng. Soalnya gimana ya dek, udah 20th saya menikah, sampe saya punya anak. Seumuran sama eneng." Saya menggumam, sekedar ingin beliau tahu kalau saya menyimak ceritanya dari tadi. "Anak bapak umur berapa memangnya?" "17 tahun." Dalam hati saya merengut. Oh, please. Dalam situasi kayak gini tetep aja ya disangka tua. :"(
"Yaampun, jgn pak. Kasian anak bapak," ujar saya sembari turun dari motor. Saat itu sudah sampai di rumah saya. "Iya dek, anak saya udah nangis-nangis. Tapi gimana...ibunya begitu."

Seketika saya membayangkan bagaimana jika saya bertukar posisi dengan anak bapak itu. Serius, gak kebayang. Sedih banget pastinya. Lebih sedih lagi saat saya bingung harus bagaimana menanggapi cerita bapak itu. Sampai di akhir pembicaraan itu saya cuma bisa diam dan tersenyum pada beliau, mengekspresikan keprihatinan saya. Sedih rasanya enggak bisa bantu apa-apa. Mungkin saya cuma bisa bantu doa, pak.

Siang itu saya seperti diingatkan satu hal sama Tuhan; bersyukur. Dan iya Tuhan, saya bersyukur bila di antara banyak keluarga yang broken home, saya berada di tengah keluarga yang harmonis. Saya punya papa, mama, dan kedua kakak yang sangat menyayangi saya dan kami saling menyayangi satu sama lain.
Mungkin bisa dibilang, saya ini yang paling sering nyusahin, paling egois, dan paling sering bikin mereka kesel. Tapi mereka gak pernah berhenti menyayangi saya.

Waktu itu, saya kesel sama papa karena bosen denger papa ngomel melulu. Lalu saya ingat papa pernah bilang, "Papa bawel sama kamu itu karena papa sayang sama kamu," kemudian beliau mencium pipi saya. Dan saat itu saya malu karena udah kesel sama papa.

Bagaimana dengan kalian, teman-teman? Saya gak tau kalian berada di tengah keluarga seperti apa saat ini. Tapi lewat postingan ini saya cuma pengen bilang, sayangilah keluarga kalian. Banyak orang yang menyesal karena gak menyayangi keluarganya sebagaimana mestinya ketika dia sudah gak bisa lagi mewujudkan rasa sayangnya pada keluarga mereka. Dan lewat postingan ini saya juga mengingatkan diri saya sendiri, yang sering kali juga lupa akan hal ini. :)

Jumat, 04 Februari 2011

Sleep over!

Hey, It's me!


What a stupid face, lol.



Me, Angel, and Jeanette.

Balada jeans papa (postingan request dari kakak saya).

Pagi ini, kakak saya berangkat ke kantor dengan mengenakan Jeans Bokap. Sebenernya sih tidak masalah, cuma memang pancaran aura bapak-bapak dari jeans itu kental banget dan saya... geregetan. Dengan sigap saya berteriak, "Berubah!". Seketika itu juga saya berubah wujud menjadi power ranger kuning dan dengan segera berlari dengan kecepatan penuh, berusaha mencegahnya berangkat dengan jeans itu. Kondisi seperti ini memang seakan memancing sisi kepahlawanan saya keluar.

"Ko, jangan pake jeans ini. Ganti. Ini bapak-bapak banget," ujar saya dengan nafas yang masih terengal-engal setelah berlari melewati padang belantara dan membunuh para monster yang berusaha menghalangi saya.

Dan ia menjawab dengan cuek, "Males ah. Lagian kan koko cuma ke kantor doang, De." Kakak sulung saya ini adalah salah satu dari yang tercuek soal berpakaian, dia bahkan bisa mengenakan kaus kumel dan bolong-bolong ke mini market. Untung engga ada yang memberikan dia uang receh pada saat itu.

"Tapi kalo kamu ketemu cewe cakep gimana? Dan ternyata cewe cakep itu adalah jodoh kamu? First impression dia terhadap kamu kan harus bagus. You will never know! Saat itu bisa terjadi kapan saja, dan kamu mesti selalu siap,"
ujar saya berlagak seperti Barack Obama yg sedang berpidato 'Say No to Drugs' di depan jutaan rakyat. Agak ngelantur sih sebenernya.
Kakak saya tertawa kemudian menjawab, "Ya, bener juga sih kata kamu. Eh, kamu tulis di blog dong tentang ini." Namun kemudian dia tetap memutuskan memakai jeans itu, tanpa betul-betul menghiraukan apa yang barusan saya ucapkan. Dan di sinilah saya, menulis postingan tentang kejadian pagi tadi.

Yap! Maksud saya adalah we need to always READY! Pertemuanmu dengan jodohmu itu adalah sebuah misteri yang bisa terjadi kapan saja dan tidak ada yang tahu kapan, dimana, dan bagaimana itu akan terjadi. *Sebenernya agak geli juga sih ya denger celoteh tentang jodoh dari anak berumur 15 tahun, tau apa sih emangnya lu Sar? lol*

Bisa saja saat itu terjadi ketika kamu pergi ke mini market dengan kondisi rambut yang bau dan sangat berminyak karena belum dikeramasi.
Atau, saat kamu mengambil koran langganan di depan rumah besok pagi dengan mulut yang aromanya dapat difungsikan sebagai cairan pembasmi serangga karena belum menyikat gigi. Dan bayangkan bagaimana jodohmu itu terjatuh pingsan bahkan terbaring koma selama beberapa hari di ruang UGD sewaktu mengajakmu berbicara saat itu.
Atau, bisa juga terjadi di suatu malam saat kamu sedang mengenakan setelan piyama ternyaman sekaligus terkumelmu dan kemudian dengan tidak terduga sebuah pesawat jatuh menimpa rumahmu dan salah satu penumpangnya adalah jodohmu.

Tapi tunggu dulu, ini bukan berarti kita harus mengenakan setelan terbaik yang kita punya dalam kondisi seperti apa pun, bahkan tidur dengan mengenakan heels karena khawatir tiba-tiba ada pesawat yang jatuh menimpa rumah kita kayak tadi gitu ya. Intinya sih, saat itu datang seperti pencuri. Kedatangannya tidak seperti cuaca yang bisa diramal dan diperkirakan oleh Badan Ahli Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

Tapi sepertinya sih hal ini gak berlaku untuk orang yang tanpa berusaha untuk tampil mempesona pun akan selalu begitu, seperti saya misalnya. Lol. Be ready, guys!

Kamis, 20 Januari 2011

I can't lie - Maroon 5.



I CAN'T LIE - MAROON 5.

I must have been a fool to love you so hard for so long
So much stronger than before
But so much harder to move on
Now the bitter chill of winter still moves through me like a plague
Only to wake up
In an empty bed on a perfect summers day

My world just feels so cold
And you find yourself walking down the wrong side of the road, oh

CHORUS:
I cant lie, you’re on my mind, stuck inside my head
I wanna feel your heart beat for me instead
I just died so much inside now that you’re not there
I wanna feel your heart beat like yesterday

I never did my best to express how I really felt
And now that I know exactly what I want you’ve found somebody
else

...Oh, God. I'm in love with Adam Levine's voice.

Pelukis muda berbakat!

"A scene where Rapunzel tear healed Flynn in Tangled 3D." -Sebuah sketsa iseng oleh Raffael A. Gumelar, 15 tahun, Jakarta.



Mother Gothel in Tangled, by Raffael A. Gumelar. -sketsa iseng lainnya.

Hmm, cuma pengen bilang. Jika kamu sedang mencari pelukis muda berbakat, mungkin Raffael (klik untuk masuk ke akun facebooknya) adalah orangnya. :)

Rabu, 29 Desember 2010

Support Timnas.


Indonesia diapit oleh dua bedua, Australia dan Amerika. Kalo Sara, diapit oleh dua pria, Irfan Bachdim dan Gabe Bondoc. *menangkis tamparan dari arah kiri oleh Jeniffer Bachdim dan sebuah tinju dari arah belakang oleh Ramiele Malubay* *tos sama guru saya-Ip man* Security, mohon atasi dua wanita ini, kok bisa-bisanya masuk ke ruangan saya sih? *halaah* Fiuuhh, maaf atas gangguan yang terjadi barusan. Kecantikan itu bukan tindak kejahatan. Yang jahat itu jika pria berpacar masih melirik atau mengejar kecantikan itu. Jangan salahkan saya kalo mereka (Irfan dan Gabe) masih ngelirik kecantikan saya disaat pacaran sama kalian. Ehem.

Ah, jadi ngelantur.

Hari ini pertandingan antara Malaysia dan Indonesia kembali digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia. Wohooo! Super excited to watch Irfan Bachdim in tonight match. Oke, salah. I mean, Super excited for tonight macth! WOHOOO! Bwahahah. Semua orang excited sama pertandingan malam ini, bisa dilihat dari ramainya antrian di GBK dari pukul enam pagi, supporter-supporter dari Bandung atau kota-kota lainnya yang bela-belain ke Jakarta buat menonton langsung, bahkan tulisan-tulisan menyemangati timnas heboh bermunculan di berbagai media seperti Twitter, Facebook, atau Blog.

Trending Topics di Twitter.

Kemarin, saya tanpa sengaja terdampar di sebuah pulau tidak berpenghuni.
"Cut!!!" teriak sutradara dari balik semak-semak. "Gimana sih? Bisa salah dialog?!" "Iya pak, maaf abis saya ingetnya Gabe doang sih." "Baik, ulangi. Take two. Three, two, one, Action." *halaaah* *apa deh*
Kemarin, saya tanpa sengaja terdampar di Blog milik Bambang Pamungkas (klik untuk masuk ke Blog Bambang). Dan saya membaca postingannya tentang pertandingan tanggal 26 lalu.

"Ketika itu, suasana di ruang ganti tampak berbeda 180 derajat dari 5 pertandingan yg telah kita lewati sebelumnya. Semua pemain nampak tertunduk lesu memandangi lantai ruang ganti yg basah dan kotor oleh tanah dan rumput lapangan. Keceriaan dan teriakan kemenangan itu tidak terdengar lagi, yg samar-samar terdengar hanyalah suara hembusan napas panjang dan decakan penyesalan yg keluar para pemain yg masih nampak setengah tidak percaya.."-Kutipan paragraf postingan Bambang.

Sedih beneran nih ngebacanya. Hahaha. Coba bayangin, gimana setelah mereka keluar dari ruang ganti itu, mereka membaca mention-mention yang masuk ke Twitter mereka adalah mention-mention marah-marah soal kecerobohan atau apalah, bukannya mention dorongan dan motivasi? Itulah sebabnya kenapa saya gak setuju sama orang-orang yang sok-lebih-bisa-dari-mereka dengan ngetweet marah-marah dan membodoh-bodohkan gitu soal Timnas. Seperti, "Bego banget sih!" atau apa lah. Tuh kan, jadi sinis. Mari kita kendalikan sikap dan mulut kita, apa pun yang terjadi nanti, menang atau kalah.

Sementara itu, saya masih super duper kagum sama orang yang menulis Surat untuk Firman (klik untuk membaca tulisannya). Tulisan ini sempet heboh diperbincangkan di Twitter kemarin dan semua setuju kalo Timnas harus baca tulisan ini.
Dan ini adalah paragraf penutup dari artikel tersebut.

"Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!"

Saya tersentuh baca tulisan itu. Ehem, serius nih. Bwahahah. Senyum selebar mungkin untuk mendukung Timnas kita nanti malam, semua! GOODLUCK, INDONESIA!! :)

Udah ah.
Sorry udah nunggu lama, yuk kita lanjutin main gitar bareng. *ngomong sama Gabe Bondoc* *tsaaah*